Pernahkah terbesit di benak Anda bahwa flash-disk atau tempat penyimpanan data eksternal yang akrab digunakan untuk penyimpanan data sementara sehari-hari, tak lama lagi menjadi benda usang? Ditambah lagi ketika penyedia jasa akses internet nirkabel makin menjamur jumlahnya dan semakin ringan dalam soal harga.
Monday, 20 August 2012
Seberapa Efektifkah Layanan Cloud Gratis?
Pernahkah terbesit di benak Anda bahwa flash-disk atau tempat penyimpanan data eksternal yang akrab digunakan untuk penyimpanan data sementara sehari-hari, tak lama lagi menjadi benda usang? Ditambah lagi ketika penyedia jasa akses internet nirkabel makin menjamur jumlahnya dan semakin ringan dalam soal harga.
Bukan apa-apa, perusahaan teknologi digital berlomba memberikan layanan cloud. Contoh layanan cloud di antaranya adalah iCloud, Google Docs, Sugar Sync, Dropbox, Box, Amazon Cloud Drive. Terakhir, Microsoft menawarkan aplikasi SkyDrive.
Semuanya terkait dengan menyimpan data lewat teknologi cloud computing. Pendek kata, file yang disimpan bisa dibuka di mana saja, sepanjang ada akses internet dan aplikasi yang mengakomodasi setiap layanan. Jadi Anda tak perlu khawatir kapasitas harddisk Anda berkurang karena menyimpan data di device, karena semua data sudah berada di server.
Untuk ukuran kapasitas gratis, SkyDrive lebih baik. Produk tersebut menyediakan kapasitas 7 gigabyte tanpa bayaran, sementara Google Drive hanya memberikan 5 GB dan Dropbox 2 GB. Bagi pengguna Windows Phone, file yang disimpan pada SkyDrive bisa langsung sinkron jika dibuka lewat telepon pintar tersebut.
Nur Cahyo, seorang peneliti yang juga mahasiswa, termasuk pengguna fasilitas-fasilitas tersebut. Pekerjaannya sebagai peneliti, kerap membuatnya harus membuka laptop walau sekadar untuk melihat-lihat pekerjaan yang belum tuntas. Jadi, setiap ada suasana kosong, dia menyempatkan diri untuk buka file. “Lumayan, bisa lihat-lihat (pekerjaan) sebentar,” ujarnya.
Dengan aktivitasnya yang selalu bergerak itu, peneliti pada lembaga asing ini memanfaatkan dengan baik segala tawaran tempat penyimpanan file sistem cloud yang dianggap memudahkan. Apalagi gratis, tentu saja. “Buat file yang nggak besar, misalnya resume penelitian atau sekadar bacaaan, saya bisa manfaatkan aplikasi-aplikasi itu,” ujarnya.
Jadi, apa yang diperlukan untuk tetap dibaca di tempat lain ‘sambil jalan’, bisa tetap dilakukan. Lumayan, katanya, “Sambil macet bisa ada bacaan buat mengusir jenuh.”
Kendati demikian, Cahyo yang terakhir ini memanfaatkan SkyDrive, tidak menggunakan tempat penyimpanan tersebut secara permanen. “Itu untuk sementara saja. Kadang-kadang yang sudah kelamaan saya hapus,” akunya.
Bagi dia, tempat penyimpanan yang terbaik adalah dalam komputernya sendiri dan penyimpanan eksternal yang disimpan di rumah. Dia lebih banyak menggunakan fasilitas pada SkyDrive atau Dropbox untuk pekerjaan yang sedang berlangsung, bukan yang sudah termasuk “tutup buku”.
Dengan model menghapus itu, dia merasa tidak punya kepentingan dengan menambah kapasitas lokasi penyimpanan yang ditawarkan. Alasan utama yang dia sampaikan, sekarang belum waktunya mengingat kadang-kadang sinyal komunikasi di beberapa wilayah–termasuk perkotaan–masih tidak stabil. Tentu saja ini mempengaruhi modem yang digunakan, sehingga tetap tidak mampu mengakses file-nya
Lain lagi dengan Andi, mahasiswa yang sambil bekerja sebagai tenaga desain di sebuah penerbitan. Aplikasi-aplikasi gratis itu hanya digunakan untuk menyimpan beberapa gambar desain terkait dengan pekerjaannya. Itu pun sekadar gambar yang dia dapat dari internet saat melakukan penelusuran (browsing). “Malas langsung simpan di file laptop,” katanya.
Jadi, seperti halnya Cahyo, server cloud dari Dropbox maupun SkyDrive digunakan untuk penyimpanan sementara. Hanya bedanya, Andi sekadar menyimpan gambar desain untuk dilihat-lihat. Jika ada yang membuatnya tertarik, kemudian file tersebut pindah tempat ke komputer jinjingnya. “Jadi lihat-lihat dulu, baru simpan,” katanya.
Mahasiwa ini tidak menyimpan bahan bacaan kuliah dalam server maya yang dimilikinya. “Percuma, gak sempet baca-baca juga,” ujarnya sambil tertawa.
Sementara Vista yang mencoba aplikasi SkyDrive, melihat bahwa sebenarnya aplikasi itu menarik jika dibuka melalui Windows Phone. Selain tampak bersahabat, tentu setelah men-download aplikasinya di Windows Phone secara gratis, juga nyaman dalam penampilan.
Sekali buka aplikasi bergambar awan itu, langsung muncul tampilan file yang ingin dilihat. Tanpa basa-basi. Menariknya, file-file yang dibuat dalam format Microsoft Word bisa langsung diedit lewat ponsel tersebut. Selain itu, kapasitasnya memang paling besar dibandingkan aplikasi lain, baik yang ditawarkan oleh Google maupun iCloud.
Karena itu tak heran, jika The Verge, media teknologi yang bekerja sama dengan Vox Media, itu mengakui SkyDrive memiliki keunggulan dibandingkan produk lainnya, terutama untuk sinkronisasi dengan produk yang dibuat lewat aplikasi Windows.
Tapi memang, seperti dialami oleh Cahyo dan Andi, aplikasi ini tidak digunakan untuk menata file secara permanen. Keduanya digunakan untuk kebutuhan sementara saja. Selain dengan alasan keamanan yang belum teruji, juga tidak perlu menambah kapasitas dengan tambahan bayaran. (Erly Susana)
Baca juga:
Tuesday, 22 May 2012
Bertahan Dalam Hubungan Jarak Jauh
Menjalankan hubungan jarak jauh memang tidak mudah. Namun tak sedikit juga pasangan yang berhasil menjalankannya. Jika kamu ingin bertahan, beginilah caranya!
1. Bertahan dalam cobaan
Tak dipungkiri, cobaan yang dialami mereka yang berhubungan jarak jauh relatif lebih berat. Mereka tak bisa bertatap muka sesering mungkin. Segala permasalahan harus bisa diselesaikan lewat telepon, email atau pesan singkat, karena terkadang tak memungkinkan untuk terbang ke tempat pasangan terlalu sering, saat Anda tengah berselisih.
2. Percaya 100 persen
Berhubungan jarak jauh berarti siap percaya penuh kepada pasangan tanpa harus melihat atau mengontrol perilakunya setiap saat. karena hal itu memang tak mungkin dilakukan. Mereka yang bisa bertahan dalam hubungan ini adalah yang telah mengenal pasangannya dengan baik, sehingga mengurangi rasa curiga dan cemburu. Alhasil, kepercayaan yang kuat bisa terjalin.
3. Atur jadwal
Mereka yang hidup berbeda benua sering kali kesulitan mengatur jadwal. Hal ini juga kerap membuat komunikasi antara keduanya menjadi tak lancar sehingga perselisihan dan percekcokan sering timbul. Ada baiknya untuk mengatur jadwal agar Anda bisa tetap berkomunikasi dengan pasangan, tanpa harus mengorbankan kegiatan sehari-hari satu sama lain.
Saat Anda dan pasangan bisa melewati saat-saat genting dari hubungan jarak jauh, maka fondasi hubungan kalian akan semakin kuat, sehingga tak mudah goyah oleh hal-hal kecil yang menganggu.
Semoga berbahagia!
BACA JUGA:
Wanita wajib tahu: ciri-ciri kekasih posesif
Trik mengubah pasangan tanpa pertengkaran
8 manfaat teknologi untuk percintaan
Tips memutuskan hubungan asmara dengan baik-baik
Yang harus diperhatikan sebelum memacari teman kantor
1. Bertahan dalam cobaan
Tak dipungkiri, cobaan yang dialami mereka yang berhubungan jarak jauh relatif lebih berat. Mereka tak bisa bertatap muka sesering mungkin. Segala permasalahan harus bisa diselesaikan lewat telepon, email atau pesan singkat, karena terkadang tak memungkinkan untuk terbang ke tempat pasangan terlalu sering, saat Anda tengah berselisih.
2. Percaya 100 persen
Berhubungan jarak jauh berarti siap percaya penuh kepada pasangan tanpa harus melihat atau mengontrol perilakunya setiap saat. karena hal itu memang tak mungkin dilakukan. Mereka yang bisa bertahan dalam hubungan ini adalah yang telah mengenal pasangannya dengan baik, sehingga mengurangi rasa curiga dan cemburu. Alhasil, kepercayaan yang kuat bisa terjalin.
3. Atur jadwal
Mereka yang hidup berbeda benua sering kali kesulitan mengatur jadwal. Hal ini juga kerap membuat komunikasi antara keduanya menjadi tak lancar sehingga perselisihan dan percekcokan sering timbul. Ada baiknya untuk mengatur jadwal agar Anda bisa tetap berkomunikasi dengan pasangan, tanpa harus mengorbankan kegiatan sehari-hari satu sama lain.
Saat Anda dan pasangan bisa melewati saat-saat genting dari hubungan jarak jauh, maka fondasi hubungan kalian akan semakin kuat, sehingga tak mudah goyah oleh hal-hal kecil yang menganggu.
Semoga berbahagia!
BACA JUGA:
Wanita wajib tahu: ciri-ciri kekasih posesif
Trik mengubah pasangan tanpa pertengkaran
8 manfaat teknologi untuk percintaan
Tips memutuskan hubungan asmara dengan baik-baik
Yang harus diperhatikan sebelum memacari teman kantor
Wednesday, 9 May 2012
3 Buah untuk Mencegah Penuaan Dini
Penuaan dini adalah hal yang dihindari oleh wanita. Ketimbang memakai berbagai perawatan kulit dari bahan kimia di kulit, lebih baik gunakan bahan-bahan alami ini.
Kiwi
Buah kiwi memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Satu buah kiwi bisa memenuhi kebutuhan vitamin C selama satu hari. Vitamin C bermanfaat untuk memperbaharui kolagen dalam kulit, sehingga kulit tetap terjaga kelenturannya. Selain itu, vitamin C berguna untuk membentuk antioksidan untuk mencegah partikel berbahaya merusak kulit. Kiwi juga kaya serat, sehingga membantu proses detoksifikasi tubuh. Rasanya pun sangat lezat.
Pepaya
Selain kaya serat dan vitamin C, buah pepaya juga memiliki kandungan vitamin A dan E yang tinggi. Kedua vitamin tersebut berguna untuk mengobati peradangan yang terjadi di jaringan kulit. Selain itu, kandungan karotin di dalam pepaya juga melindungi kulit dari kerusakan yang diakibatkan oleh sinar matahari.Buah pepaya segar dapat menjadi makanan penutup yang lezat juga sehat.
Buah Avokad
Buah Avokad memiliki kandungan minyak omega sehingga melindungi jaringan kulit dari peradangan. Selain itu buah ini juga kaya akan vitamin B5 yang membantu regenerasi sel kulit dan menjaga kelembapan serta kehalusan kulit.Selain itu avokad bisa dijadikan berbagai makanan yang lezat, juga masker alami wajah. Jadi Anda tak perlu membeli berbagai produk kosmetika yang mahal.
Lezat dan bermanfaat bukan?
BACA JUGA :
Kiwi
Buah kiwi memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Satu buah kiwi bisa memenuhi kebutuhan vitamin C selama satu hari. Vitamin C bermanfaat untuk memperbaharui kolagen dalam kulit, sehingga kulit tetap terjaga kelenturannya. Selain itu, vitamin C berguna untuk membentuk antioksidan untuk mencegah partikel berbahaya merusak kulit. Kiwi juga kaya serat, sehingga membantu proses detoksifikasi tubuh. Rasanya pun sangat lezat.
Pepaya
Selain kaya serat dan vitamin C, buah pepaya juga memiliki kandungan vitamin A dan E yang tinggi. Kedua vitamin tersebut berguna untuk mengobati peradangan yang terjadi di jaringan kulit. Selain itu, kandungan karotin di dalam pepaya juga melindungi kulit dari kerusakan yang diakibatkan oleh sinar matahari.Buah pepaya segar dapat menjadi makanan penutup yang lezat juga sehat.
Buah Avokad
Buah Avokad memiliki kandungan minyak omega sehingga melindungi jaringan kulit dari peradangan. Selain itu buah ini juga kaya akan vitamin B5 yang membantu regenerasi sel kulit dan menjaga kelembapan serta kehalusan kulit.Selain itu avokad bisa dijadikan berbagai makanan yang lezat, juga masker alami wajah. Jadi Anda tak perlu membeli berbagai produk kosmetika yang mahal.
Lezat dan bermanfaat bukan?
BACA JUGA :
Monday, 7 May 2012
Monday, 19 March 2012
Panglima Nayau, Pejuang Lingkungan
![]() |
Panglima Nayau, Pejuang Lingkungan Oleh Agustinus Handoko Usianya sudah 94 tahun, tetapi Panglima Nayau masih bepergian ke beberapa kabupaten di Kalimantan Barat dalam hitungan hari untuk menengahi sengketa tanah adat dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dia tak berniat istirahat sebelum melihat tanah adat di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia bebas dari sengketa. Tak sulit mendapatkan informasi dari tuturan lisan masyarakat Kalimantan Barat tentang Panglima Nayau. Mereka, terutama generasi tua, bisa menjelaskan dengan singkat ketokohan Nayau. Hal yang sulit adalah menjumpai Nayau karena kesibukannya bepergian ke berbagai kabupaten di Kalbar. Suatu kebetulan dan boleh disebut keberuntungan ketika bisa menemuinya di sela-sela ritual Gawai Dayak (pesta adat syukuran sehabis panen padi) di Kampung Tapang Sebeluh, Desa Malenggang, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalbar. Tokoh-tokoh adat Dayak di Kabupaten Sanggau memang masih menganggap dia tetua, apalagi gelar panglima sudah disandangnya sejak tahun 1971. ”Awalnya saya diangkat menjadi polisi batas ketika terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia,” cerita Nayau. Dia adalah salah satu tokoh masyarakat Dayak di perbatasan ketika konfrontasi terjadi. Ia memiliki pengalaman keluar-masuk wilayah Serawak sehingga mendapat kepercayaan menjaga perbatasan. Tugas utama Nayau saat itu menjadi intelijen. ”Tujuh kali saya tertangkap dan ditahan di Serawak, tetapi bisa bebas. Saya sebetulnya sudah beberapa kali dianggap mati oleh para pejuang, juga oleh kesatuan tentara yang menugaskan saya,” katanya. Bagaimana Nayau bisa berkali-kali membebaskan diri dari tahanan pasukan Malaysia? ”Saya intel, tetapi mereka tak bisa membuktikan kalau saya intel. Saya ke Malaysia menyaru (menyamar) sebagai pedagang atau menemui kerabat,” ceritanya. Setelah konfrontasi usai, Nayau kembali dipercaya menjadi intelijen saat tentara menumpas gerakan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) dan Pasukan Gerakan Rakyat Sabah (PGRS) yang tidak bersedia menyerahkan diri. ”Ketika menumpas Paraku, saya yang memetakan pos-pos dan kekuatan musuh di hadapan para komandan dan jenderal yang datang ke perbatasan,” katanya. Nayau bertugas di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia antara Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sintang. Walaupun wilayah tugasnya di kawasan itu, dia juga hafal seluk-beluk perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Bengkayang, Sambas, dan Kapuas Hulu. Pengabdian Nayau itu menghasilkan penghargaan dari Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. Pada tahun 1971 ia mendapat gelar Panglima Perang Daerah Perbatasan berpangkat kehormatan pembantu letnan dua sebelum naik menjadi pembantu letnan satu pada tahun 1983. Sipil Nayau adalah contoh warga sipil yang nasionalis, mengabaikan rasa takut untuk mengabdi Indonesia. Nayau muda yang sama sekali tak mengenyam pendidikan formal itu pekerja keras. Beberapa tahun sebelum Jepang datang, ia bekerja di perkebunan milik Belanda. Nayau dan warga di perbatasan tak begitu tahu kapan Soekarno dan Muhammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Pasalnya, Belanda dan Inggris masih menancapkan kekuasaannya di Kalimantan. ”Setelah Perang Dunia II selesai, saya bekerja di perkebunan di Malaysia. Kebanyakan dari kami, warga di perbatasan, tak tahu apakah sudah merdeka atau belum.” ”Saya belajar baca, tulis, dan berhitung ketika bekerja di perkebunan. Kami tak punya uang untuk belajar di sekolah umum,” katanya. Selama itu pula Nayau belajar memahami seluk-beluk hutan. Ia mempelajari wilayah perbatasan yang dikuasai Inggris (kini wilayah Malaysia) dan Belanda. Pengetahuan inilah yang tak dimiliki banyak orang hingga Nayau dipercaya menjadi intelijen saat konfrontasi dengan Malaysia dan penumpasan Paraku-PGRS. Kerusuhan Nama Nayau kembali diperbincangkan saat pecah kerusuhan antaretnis di Kalbar pada tahun 1997. Kerusuhan yang mengatasnamakan etnis Dayak dan Madura itu menjadi salah satu lembar kelam sejarah negeri ini. ”Saya orang Dayak, tetapi saya tidak setuju kekerasan semacam itu,” tuturnya. Ia berperan penting menyelamatkan ratusan warga Madura di Kabupaten Sanggau yang dikejar-kejar sebagian orang Dayak. ”Kita sesama warga Indonesia. Mereka juga saudara kita,” ujarnya. Ketika itu, ia membawa warga Madura yang berdiam di sekitar perbatasan untuk menyingkir ke hutan. ”Dari Sanggau, mereka saya ungsikan ke Sintang, dan saya menjamin keamanan mereka. Kalau ada apa-apa dengan mereka, saya bilang, saya yang akan bertanggung jawab,” katanya. Selain melindungi warga Madura secara langsung, ia juga berperan penting dalam merangkul kelompok-kelompok Dayak untuk berdamai. Lingkungan Hampir dua dekade ini Nayau menjadi pilar penting perjuangan masyarakat Dayak mempertahankan hak atas tanah dan hutan adat mereka. ”Musuh yang sekarang kami hadapi adalah perusahaan perkebunan yang ingin mencaplok tanah adat,” katanya. Sudah puluhan kali ia menjadi mediator sekaligus ”diplomat” masyarakat adat dalam bernegosiasi dengan perusahaan perkebunan, terutama di kawasan perbatasan, mulai dari Kabupaten Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, hingga Kapuas Hulu. Pengetahuannya tentang seluk-beluk hutan, tanah, dan batas di sepanjang wilayah Indonesia-Malaysia menjadi modal penting dalam setiap negosiasi. ”Saya panggil temenggung (tetua adat setempat) dan pihak perusahaan. Kami lihat hak masing-masing, setelah itu pasti ketemu akar persoalannya di mana,” tutur Nayau. Ia berkeras menjaga hutan di kawasan perbatasan, dengan melestarikan hutan adat. ”Kekuasaan” sebagai tokoh dan tetua adat Dayak digunakan Nayau untuk memengaruhi warga agar tak mengusik hutan yang tersisa. Dalam usianya yang renta dan semua pengabdian itu, Nayau tetap bersahaja walaupun hidup dalam keterbatasan. Rumahnya di Tapang Sebeluh berdinding papan. Jalan sepanjang 40 kilometer dari ibu kota kecamatan ke rumah itu berupa jalan tanah yang tak bisa dilalui kendaraan saat hujan. Pangkat tituler pembantu letnan satu yang disandang, seperti yang tertempel dalam seragam hijaunya, adalah penghiburannya. Pensiun tak dia peroleh karena sebagian surat untuk mengurus pensiun terbakar. Dengan insentif Rp 400.000 dari pemerintah, Nayau menjalani tugasnya sebagai pengabdi bangsa dari satu rezim ke rezim lain. NAYAU • Lahir: Sanggau, Kalimantan Barat, tahun 1916 • Istri: Munaih (50) • Anak: 5 orang • Cucu: 30 orang • Cicit: 14 orang • Penghargaan: - Satyalancana Peristiwa Gerakan Operasi Militer VIII/Dharmapala - Panglima Perang Pembersihan Paraku-PGRS - Mediator dan Penggagas Perdamaian dalam Kerusuhan Sosial tahun 1997 |
Panglima Burung, Memicu Semangat Warga Bangsa
February 14, 2012 – 8:26 pm
KOMENG ANE : Siapa sangka sosok misterius yang jauh dari hingar bingar kehidupan duniawi ternyata mampu memicu keberanian dan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya arti jati diri bangsanya. Semua yang terkait dengan simbol budaya, keharmonisan, hidup berdampingan dalam perbedaan adalah wujud sejati INDONESIA yang mutlak harus dipertahankan.
Berawal dari penolakan Dewan Adat Dayak (DAD) terhadap keberadaan FPI di Kalimantan Tengah menunjukkan ada sebuah tekad dan keberanian dari sebuah suku untuk mempertahankan kerukunan di tanah mereka.
Link berita penolakan : http://id.berita.yahoo.com/warga-day…113343496.html
(sebenarnya berita terkait ini bejibun, cukup satu aja ane pasang)
LANJUTAN KOMENG : Di dalam struktur masyarakat tradisional, keputusan penting suatu koloni/suku pasti diketahui oleh pemimpin tertinggi mereka. Demikian pula dengan DAD, keputusan yang diambil tentu tidak terlepas dari andil Panglima Burung sebagai pemimpin tertinggi. Beliau berperan atas sebuah keputusan simple namun mengena.
Terlepas dari kehidupan beliau yang tidak mabuk popularitas, keputusannya menolak FPI mampu "menyihir" masyarakat yang tadinya takut maupun pernah teraniaya menjadi berani menyuarakan kata hatinya. Kehidupan damai yang diidam-idamkan semua masyarakat perlu diwujudkan bersama-sama dengan sebuah tindakan, sekecil apapun itu.
Cintailah jati diri bangsa anda dimanapun anda lahir, dimanapun anda berpijak, didalam suku apa pun anda tumbuh, dan di tanah mana pun anda memperoleh makan dan minum. Karena itulah anugerah nyata untuk kita dari Sang Pencipta.
Berikut ini artikel tentang panglima burung (ane ambil dari sebuah sumber):
PANGLIMA BURUNG
Quote:
Ada banyak sekali versi cerita mengenai sosok panglima tertinggi masyarakat Dayak, Panglima Burung, terutama setelah namanya mencuat saat kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar tentang Panglima Burung yang berwujud gaib dan bisa berbentuk laki-laki atau perempuan tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun dapat rohnya dapat diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga cerita yang menyebutkan ia adalah penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan. Selain banyaknya versi cerita, di penjuru Kalimantan juga ada banyak orang yang mengaku sebagai Panglima Burung, entah di Tarakan, Sampit, atau pun Pontianak. Namun setiap pengakuan itu hanya diyakini dengan tiga cara yang berbeda; ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu-ragu. Belum ada bukti otentik yang memastikan salah satunya adalah benar-benar Panglima Burung yang sejati. Banyak sekali isu dan cerita yang beredar, namun ada satu versi yang menurut saya sangat pas menggambarkan apa dan siapa itu Penglima Burung. Ia adalah sosok yang menggambarkan orang Dayak secara umum. Panglima Burung adalah perlambang orang Dayak. Baik itu sifatnya, tindak-tanduknya, dan segala sesuatu tentang dirinya. Lalu bagaimanakah seorang Panglima Burung itu, bagaimana ia bisa melambangkan orang Dayak? Selain sakti dan kebal, Panglima Burung juga adalah sosok yang kalem, tenang, penyabar, dan tidak suka membuat keonaran. Ini sesuai dengan tipikal orang Dayak yang juga ramah dan penyabar, bahkan kadang pemalu. Cukup sulit untuk membujuk orang Dayak pedalaman agar mau difoto, kadang harus menyuguhkan imbalan berupa rokok kretek. Dan kenyataan di lapangan membuyarkan semua stereotipe terhadap orang Dayak sebagai orang yang kejam, ganas, dan beringas. Dalam kehidupan bermasyarakat, orang Dayak bisa dibilang cukup pemalu, tetap menerima para pendatang dengan baik-baik, dan senantiasa menjaga keutuhan warisan nenek moyang baik religi maupun ritual. Seperti Penglima Burung yang bersabar dan tetap tenang mendiami pedalaman, masyarakat Dayak pun banyak yang mengalah ketika penebang kayu dan penambang emas memasuki daerah mereka. Meskipun tetap kukuh memegang ajaran leluhur, tak pernah ada konflik ketika ada anggota masyarakatnya yang beralih ke agama-agama yang dibawa oleh para pendatang. Kesederhanaan pun identik dengan sosok Panglima Burung. Walaupun sosok yang diagungkan, ia tidak bertempat tinggal di istana atau bangunan yang mewah. Ia bersembunyi dan bertapa di gunung dan menyatu dengan alam. Masyarakat Dayak pedalaman pun tidak pernah peduli dengan nilai nominal uang. Para pendatang bisa dengan mudah berbarter barang seperti kopi, garam, atau rokok dengan mereka. Panglima Burung diceritakan jarang menampakkan dirinya, karena sifatnya yang tidak suka pamer kekuatan. Begitupun orang Dayak, yang tidak sembarangan masuk ke kota sambil membawa mandau, sumpit, atau panah. Senjata-senjata tersebut pada umumnya digunakan untuk berburu di hutan, dan mandau tidak dilepaskan dari kumpang (sarung) jika tak ada perihal yang penting atau mendesak. Lantas di manakah budaya kekerasan dan keberingasan orang Dayak yang santer dibicarakan dan ditakuti itu? Ada satu perkara Panglima Burung turun gunung, yaitu ketika setelah terus-menerus bersabar dan kesabarannya itu habis. Panglima burung memang sosok yang sangat penyabar, namun jika batas kesabaran sudah melewati batas, perkara akan menjadi lain. Ia akan berubah menjadi seorang pemurka. Ini benar-benar menjadi penggambaran sempurna mengenai orang Dayak yang ramah, pemalu, dan penyabar, namun akan berubah menjadi sangat ganas dan kejam jika sudah kesabarannya sudah habis. Panglima Burung yang murka akan segera turun gunung dan mengumpulkan pasukannya. Ritual–yang di Kalimankan Barat dinamakan Mangkuk Merah–dilakukan untuk mengumpulkan prajurit Dayak dari saentero Kalimantan. Tarian-tarian perang bersahut-sahutan, mandau melekat erat di pinggang. Mereka yang tadinya orang-orang yang sangat baik akan terlihat menyeramkan. Senyum di wajahnya menghilang, digantikan tatapan mata ganas yang seperti terhipnotis. Mereka siap berperang, mengayau–memenggal dan membawa kepala musuh. Inilah yang terjadi di kota Sampit beberapa tahun silam, ketika pemenggalan kepala terjadi di mana-mana hampir di tiap sudut kota. Meskipun kejam dan beringas dalam keadaan marah, Penglima Burung sebagaimana halnya orang Dayak tetap berpegang teguh pada norma dan aturan yang mereka yakini. Antara lain tidak mengotori kesucian tempat ibadah–agama manapun–dengan merusaknya atau membunuh di dalamnya. Karena kekerasan dalam masyarakat Dayak ditempatkan sebagai opsi terakhir, saat kesabaran sudah habis dan jalan damai tak bisa lagi ditempuh, itu dalam sudut pandang mereka. Pembunuhan, dan kegiatan mengayau, dalam hati kecil mereka itu tak boleh dilakukan, tetapi karena didesak ke pilihan terakhir dan untuk mengubah apa yang menurut mereka salah, itu memang harus dilakukan. Inilah budaya kekerasan yang sebenarnya patut ditakuti itu. Kemisteriusan memang sangat identik dengan orang Dayak. Stereotipe ganas dan kejam pun masih melekat. Memang tidak semuanya baik, karena ada banyak juga kekurangannya dan kesalahannya. Terlebih lagi kekerasan, yang apapun bentuk dan alasannya, tetap saja tidak dapat dibenarkan. Terlepas dari segala macam legenda dan mitos, atau nyata tidaknya tokoh tersebut, Panglima Burung bagi saya merupakan sosok perlambang sejati orang Dayak. Amun ikam kada maulah sual awan ulun, ulun gen kada handak jua bahual lawan pian malah ulun maangkat dingsanak awan pian, begitu yang diucapkan orang Kalimantan khususnya orang Banjar untuk menggambarkan sikap dari orang-orang Dayak. |
Ilustrasi :
INI INDONESIA BUNG
Panglima Burung, Memicu Semangat Warga Bangsa
Ngayau ( Nyerang munsuh)Ditusun ari : John adam Gilbert
Ngayau ( Nyerang munsuh)Ditusun ari : John adam Gilbert
ke agi dalam pengingat sida ke tuai enggau ke biak diatu ianya adat
"NGAYAU" tauka nyerang numbang ke menua munsuh. Nyadi
menya ko jerita, kitai iban ke dulu agi ada ke dunya tu, enda
nemu ngembuan adatnya. Laban suba kitai iban idup ngenduh
kediri diau belalai sebelah lubang batu tauka ba lubang bandir
kayu, sebedau kitai ke nemu begaga ke rumah panjai. Enti
kitak udah macha asal iban nemu berumah panjai ba blog aku
tu, nemu kitak bakani ko terubah bansa kitai nemu begaga
ke rumah. Nya alai ba baruh tu meh kitak ulih macha
pengawa ngayau.....
Nama Reti Pengawa Ngayau
Ngayau tu iya nya siti ari pengawa dalam adat asal bansa
Dayak Iban kelia ka bepun ari penatai asal bansa Dayak
Mengayau ari menoa Kalimantan Barat, Indonesia. Nyadi
pengawa ngayau tu iya nya kena nyebut orang ke
mansang nyerang menoa orang bukai ke dikumbai
“Kayau Serang” enggau siti agi bansa kayau nya
dikumbai orang "Kayau Anak" ke balat di ketakut ka
orang kelia. Lalu reti “Kayau Serang tu iya nya bala
sida mansang bebai ka bala maioh ngagai menoa
munsoh ka ka dialah ka sida, lalu ngena aum nesau
bala orang ari rumah panjai bukai. Lalu reti "Kayau
Anak" tu dikereja orang ke nurun mansang ngayau
betuboh mimit kira ka nadai sampai dua puluh iko.
Sida iya nurun ngayau ngipa orang orang ke
mansang turun ngagai umai, orang ke benong mandi,
oeang ke benong begiga ka paku tubu tauka benong
mansai nubai. Sida iya nadai tentu ngena batang aum
tang ngereja pengawa tu ngena chara ngerampas.
Nya alai kitai kala ninga ba cherita tuai, orang kelia
ke mansang ka umai sigi bisi dijaga lalu disempulang
bala pungka lelaki laban nangi ka diri ulih bunoh
orang laban kayau anak. Uji bancha kita ba cherita
“Peturun Iban” ba bagi “Bansa Seru” ke bisi ngenang
uchu Demong ke nyadi ketuai bansa Iban ba menoa
Paku ke benama Belaki, ke parai dikayau anak bansa
Seru leboh sida bumai ba menoa ke dikumbai Tanjung
Kundong benong sida turun mantun. Sama mati
enggau iya, iya nya bini iya ke benama Beremas
(Menyadi Uyut bensumbar Bedilang Besi) enggau
ipar iya ke benama Kadir
Dayak Iban kelia ka bepun ari penatai asal bansa Dayak
Mengayau ari menoa Kalimantan Barat, Indonesia. Nyadi
pengawa ngayau tu iya nya kena nyebut orang ke
mansang nyerang menoa orang bukai ke dikumbai
“Kayau Serang” enggau siti agi bansa kayau nya
dikumbai orang "Kayau Anak" ke balat di ketakut ka
orang kelia. Lalu reti “Kayau Serang tu iya nya bala
sida mansang bebai ka bala maioh ngagai menoa
munsoh ka ka dialah ka sida, lalu ngena aum nesau
bala orang ari rumah panjai bukai. Lalu reti "Kayau
Anak" tu dikereja orang ke nurun mansang ngayau
betuboh mimit kira ka nadai sampai dua puluh iko.
Sida iya nurun ngayau ngipa orang orang ke
mansang turun ngagai umai, orang ke benong mandi,
oeang ke benong begiga ka paku tubu tauka benong
mansai nubai. Sida iya nadai tentu ngena batang aum
tang ngereja pengawa tu ngena chara ngerampas.
Nya alai kitai kala ninga ba cherita tuai, orang kelia
ke mansang ka umai sigi bisi dijaga lalu disempulang
bala pungka lelaki laban nangi ka diri ulih bunoh
orang laban kayau anak. Uji bancha kita ba cherita
“Peturun Iban” ba bagi “Bansa Seru” ke bisi ngenang
uchu Demong ke nyadi ketuai bansa Iban ba menoa
Paku ke benama Belaki, ke parai dikayau anak bansa
Seru leboh sida bumai ba menoa ke dikumbai Tanjung
Kundong benong sida turun mantun. Sama mati
enggau iya, iya nya bini iya ke benama Beremas
(Menyadi Uyut bensumbar Bedilang Besi) enggau
ipar iya ke benama Kadir
Tang bansa Seru nya ulih digagai ka bala pungka
lelaki sida serumah ke benama Jimbai, Umar, Jelema
enggau Buma, lalu mati di bunoh benong bansa
Seru nya ngetu niki buah engkeranji ba menoa Bukit
Tampak Panas ke nyau ikak rari naban ka pala Belaki.
lelaki sida serumah ke benama Jimbai, Umar, Jelema
enggau Buma, lalu mati di bunoh benong bansa
Seru nya ngetu niki buah engkeranji ba menoa Bukit
Tampak Panas ke nyau ikak rari naban ka pala Belaki.
Leboh udah pulai ngayau tu, orang ke udah menang
ngalah ka munsoh lalu enda tau enda mumpong pala
munsoh ke udah mati dibunoh sida sereta lalu
ngerampas reta tengkira munsoh sereta mega lalu
nangkap bala munsoh ke agi bedau idup nya lalu
dibai pulai diambi nyadi ka ulun sida leboh munsoh
nya tadi udah datai ba menoa sida ke udah menang
ngayau nya. Lalu kala mega sida ke ngayau tu lalu
ngambi anak umbong munsoh sida nyadi ka bini.
ngalah ka munsoh lalu enda tau enda mumpong pala
munsoh ke udah mati dibunoh sida sereta lalu
ngerampas reta tengkira munsoh sereta mega lalu
nangkap bala munsoh ke agi bedau idup nya lalu
dibai pulai diambi nyadi ka ulun sida leboh munsoh
nya tadi udah datai ba menoa sida ke udah menang
ngayau nya. Lalu kala mega sida ke ngayau tu lalu
ngambi anak umbong munsoh sida nyadi ka bini.
Lalu kebuah sida ka mumpong pala munsoh sida nya,
lalu mesti mai pala munsoh nya pulai ka rumah panjai sida empu,
laban nya mandang ka gaya pemerani ati, pengering enggau
penyikar bala orang ke udah menang pulai ngayau nya tadi.
Lalu sida ke udah kala mumpong pala munsoh tu dikumbai
kitai bansa Dayak Iban “Bedengah” lalu sida tu mega lalu
dikumbai orang maioh nyadi “Bujang Berani”
lalu mesti mai pala munsoh nya pulai ka rumah panjai sida empu,
laban nya mandang ka gaya pemerani ati, pengering enggau
penyikar bala orang ke udah menang pulai ngayau nya tadi.
Lalu sida ke udah kala mumpong pala munsoh tu dikumbai
kitai bansa Dayak Iban “Bedengah” lalu sida tu mega lalu
dikumbai orang maioh nyadi “Bujang Berani”
Nyadi cherita Ngayau tu kala udah ditulis ba surat oleh
Karya Bock dalam taun 1881 ke dikumbai iya
"The Head Hunters Of Borneo" ti ngenang madah ka bansa
Dayak Iban nya siti ari raban bansa ke nguan pulau Borneo
ka selalu beberita laban berani sereta mutus ati berambun
ka nyawa diri empu ketegal ti ka ngulih ka pemaioh pala
munsoh ke ulih dialah ka sida menya ka lalu tau ngangkat
ka nama sida iya nyadi ketuai raban bansa.
Karya Bock dalam taun 1881 ke dikumbai iya
"The Head Hunters Of Borneo" ti ngenang madah ka bansa
Dayak Iban nya siti ari raban bansa ke nguan pulau Borneo
ka selalu beberita laban berani sereta mutus ati berambun
ka nyawa diri empu ketegal ti ka ngulih ka pemaioh pala
munsoh ke ulih dialah ka sida menya ka lalu tau ngangkat
ka nama sida iya nyadi ketuai raban bansa.
Kebuah pengawa ngayau tu dikereja mega bepun ari pengawa
ke ngetas ulit pemati orang ba menoa nya. Lalu sebedau ulit nya
diketas, dia orang ka nyadi kaban belayan iya ke udah parai
nya lalu mai sida serumah baum ka mansang bejalai ka ulit. Laban
nitih ka adat asal bansa Iban kelia orang ke bejalai ka ulit nya sigi
ngiga pala munsoh ti lalu dibai sida iya pulai ke menoa,
lalu dipanjong ka sida ba pala tangga leboh sida iya datai ba
rumah panjai diri empu, ke lalu dikumbai orang “Mangka Ka
Selaing” ti lalu ditimbal enggau palu setawak orang ke dirumah
sereta ditiki ka sida iya baka adat orang niki ka bujang berani.
Pala munsoh ke baru ulih nya lalu disambut orang ka indu
ngena chapan tauka chapak batu, beserayong ka pua
kumbu lalu disambut ngena jako ansah nyambut antu pala.
ke ngetas ulit pemati orang ba menoa nya. Lalu sebedau ulit nya
diketas, dia orang ka nyadi kaban belayan iya ke udah parai
nya lalu mai sida serumah baum ka mansang bejalai ka ulit. Laban
nitih ka adat asal bansa Iban kelia orang ke bejalai ka ulit nya sigi
ngiga pala munsoh ti lalu dibai sida iya pulai ke menoa,
lalu dipanjong ka sida ba pala tangga leboh sida iya datai ba
rumah panjai diri empu, ke lalu dikumbai orang “Mangka Ka
Selaing” ti lalu ditimbal enggau palu setawak orang ke dirumah
sereta ditiki ka sida iya baka adat orang niki ka bujang berani.
Pala munsoh ke baru ulih nya lalu disambut orang ka indu
ngena chapan tauka chapak batu, beserayong ka pua
kumbu lalu disambut ngena jako ansah nyambut antu pala.
Udah nya baru sida serumah “Naku Antu Pala” nya niti rumah,
nyentok ka nyau datai ba ruai orang ke ngulit nya tadi. Udah antu
pala nya datai ba ruai orang ka ngulit, nya baru ulit diketas.
Tembu ulit diketas dia antu pala nya tadi lalu dibai ngagai ruai
tuai ba rumah panjai nya, lalu diengah ba bedilang tampun
sereta lalu terus disalai, dikembuan nyadi ka pesaka bujang
berani kena nyilih pemarai sida serumah nya tadi. Udah nya
baru sida serumah nya niri ka “Gawai Enchaboh Arung”
nyentok ka nyau datai ba ruai orang ke ngulit nya tadi. Udah antu
pala nya datai ba ruai orang ka ngulit, nya baru ulit diketas.
Tembu ulit diketas dia antu pala nya tadi lalu dibai ngagai ruai
tuai ba rumah panjai nya, lalu diengah ba bedilang tampun
sereta lalu terus disalai, dikembuan nyadi ka pesaka bujang
berani kena nyilih pemarai sida serumah nya tadi. Udah nya
baru sida serumah nya niri ka “Gawai Enchaboh Arung”
Nyadi ketegal pengempang, pengering, penyikar sereta
pemerani ati dia bansa Iban kelia lalu majak ngereja pengawa
ngayau tu ketegal ti ka bebalas ka pemarai pangan diri ke udah
dibunoh orang bukai enggau nadai bepenyalah. Lalu sida ke
ngayau tu mega ketegal ti berebut ka menoa, berebut ka
nyadi tuai, sereta ka ngerampas reta tengkira pangan diri. Lalu
sapa ke menang udah bekau ngereja pengawa ngayau baka
tu lalu dikumbai orang bujang berani sereta ka tampak rita,
lalu dipebasa ka mensia maioh nyadi ke tuai sida ba menoa nya.
pemerani ati dia bansa Iban kelia lalu majak ngereja pengawa
ngayau tu ketegal ti ka bebalas ka pemarai pangan diri ke udah
dibunoh orang bukai enggau nadai bepenyalah. Lalu sida ke
ngayau tu mega ketegal ti berebut ka menoa, berebut ka
nyadi tuai, sereta ka ngerampas reta tengkira pangan diri. Lalu
sapa ke menang udah bekau ngereja pengawa ngayau baka
tu lalu dikumbai orang bujang berani sereta ka tampak rita,
lalu dipebasa ka mensia maioh nyadi ke tuai sida ba menoa nya.
Lalu orang ke udah nyadi bujang berani nya tadi, udah ke
pulai ngayau lalu ngaga “Ukir” tauka “Kelingai” ba tuboh
diri, sereta lalu tau ngena “Ketapu” tauka “Selapok
Betunjang” ka bisi diselit sida ngena bulu burong ruai,
tajai tauka kenyalang. Sida mega lalu ngena “Gagong”
ri digaga ari kulit jugam, engkuli, rimau raras tauka remaung dan.
pulai ngayau lalu ngaga “Ukir” tauka “Kelingai” ba tuboh
diri, sereta lalu tau ngena “Ketapu” tauka “Selapok
Betunjang” ka bisi diselit sida ngena bulu burong ruai,
tajai tauka kenyalang. Sida mega lalu ngena “Gagong”
ri digaga ari kulit jugam, engkuli, rimau raras tauka remaung dan.
Nyadi orang ke ka mansang nurun ngayau tu kelia mega
mesti ngena mimpi sereta beburong sebedau sida iya nurun
ngayau tauka beban ka perau pengayau ke ka dikena sida.
Semoa pengawa sida mega dipun ka dulu ngena piring
kena nganggau ka “Tua” tauka petara bukai ti selalu ngemata
ka bala bujang berani nya leboh ngayau.
mesti ngena mimpi sereta beburong sebedau sida iya nurun
ngayau tauka beban ka perau pengayau ke ka dikena sida.
Semoa pengawa sida mega dipun ka dulu ngena piring
kena nganggau ka “Tua” tauka petara bukai ti selalu ngemata
ka bala bujang berani nya leboh ngayau.
Nitih ka kenang ti ditulis Miller dalam taun 1946 ba
surat ti dikumbai iya “Black Borneo”. Iya mega bisi
nyebut madah ka bala bujang berani ke nurun ngayau
nya bisi ngembuan pengering, penyikar sereta pemerani
ati ti nyelai ke di ka nadai dikembuan bala mensia maioh.
Lalu mega siti ari utai ke bisi nyelai udah nyadi ba sida ka
bujang berani nya mega, sida iya baka ka bisi ngembuan
kuasa bukai ti enda temu penatai udah bekau sida iya
bedengah pala munsoh. Lalu nitih ka ba pengarap bansa
asal kitai Iban kelia iya nya “Antu Pala” tu maioh guna
sereta tau nulong orang ke ngembuan nya, enti antu pala
nya di ibun sereta di intu enggau manah. Antu pala mega
tau dikena orang begawai ka orang ti sakit (Gawai Burong),
lalu tau mega ulih kena ngubat orang ke sakit nya tadi.
Antu pala mega kala dikena orang ke bumai ngasoh hari
hujan enti leboh hari udah kelalu lama kemarau. Lalu enti
antu pala nya enggai nyadi agi dikena sida ngereja utai ke
baka tu, nya meh siti ari kebuah ti ngujong ka sida nurun
ngayau laban ka ngiga pala munsoh ti baru, ke tau diguna
baka nya tadi. Antu pala mega tua diadu ka orang ti
bepenemu kena sida iya nyaga rumah, tauka jaga umai ari ti
kena kachau jelu.
surat ti dikumbai iya “Black Borneo”. Iya mega bisi
nyebut madah ka bala bujang berani ke nurun ngayau
nya bisi ngembuan pengering, penyikar sereta pemerani
ati ti nyelai ke di ka nadai dikembuan bala mensia maioh.
Lalu mega siti ari utai ke bisi nyelai udah nyadi ba sida ka
bujang berani nya mega, sida iya baka ka bisi ngembuan
kuasa bukai ti enda temu penatai udah bekau sida iya
bedengah pala munsoh. Lalu nitih ka ba pengarap bansa
asal kitai Iban kelia iya nya “Antu Pala” tu maioh guna
sereta tau nulong orang ke ngembuan nya, enti antu pala
nya di ibun sereta di intu enggau manah. Antu pala mega
tau dikena orang begawai ka orang ti sakit (Gawai Burong),
lalu tau mega ulih kena ngubat orang ke sakit nya tadi.
Antu pala mega kala dikena orang ke bumai ngasoh hari
hujan enti leboh hari udah kelalu lama kemarau. Lalu enti
antu pala nya enggai nyadi agi dikena sida ngereja utai ke
baka tu, nya meh siti ari kebuah ti ngujong ka sida nurun
ngayau laban ka ngiga pala munsoh ti baru, ke tau diguna
baka nya tadi. Antu pala mega tua diadu ka orang ti
bepenemu kena sida iya nyaga rumah, tauka jaga umai ari ti
kena kachau jelu.
Nitih ka surat ti ditulis Mc Kinley dalam taun 1976, iya
nanya nama kebuah orang ke ngayau tu enda tau enda
bulih pala munsoh, tang enda betanda ka bagi tuboh
kitai mensia ke bukai. Lalu ka penemu iya kebuah kitai
bansa Iban temegah ati enti udah pulai ngayau lalu bulih
pala munsoh, laban kitai Iban arap ka pala nya sigi baka
reti tuboh orang ke udah dibunoh nya. Laban ari pala
nya tadi kitai nyamai ngelala gamal orang ke udah mati nya
sereta nyamai alai ngingat ka ni bagi kaban belayan
munsoh ke udah nyadi ka dengah nya.
nanya nama kebuah orang ke ngayau tu enda tau enda
bulih pala munsoh, tang enda betanda ka bagi tuboh
kitai mensia ke bukai. Lalu ka penemu iya kebuah kitai
bansa Iban temegah ati enti udah pulai ngayau lalu bulih
pala munsoh, laban kitai Iban arap ka pala nya sigi baka
reti tuboh orang ke udah dibunoh nya. Laban ari pala
nya tadi kitai nyamai ngelala gamal orang ke udah mati nya
sereta nyamai alai ngingat ka ni bagi kaban belayan
munsoh ke udah nyadi ka dengah nya.
Dalam pengawa Ngayau tu mega bala pungka lelaki bansa Iban,
ulih mandang ka pemerani, pengering sereta penyikar sida iya
belaban bunoh enggau munsoh. Ti meransang sida iya ka
ngiga diri empu dikumbai orang “Bujang Berani”. Laban
nitih ka cherita tuai kelia, sapa ke udah nyadi “Bujang
Berani” sigi endang diperebut lalu dipilih orang indu nyadi
ka laki sida tauka diterima bala tuai kayau, tauka orang
kaya raja nyadi ka menantu sida leboh maia sida
besabong ka jako belaki bebini.
ulih mandang ka pemerani, pengering sereta penyikar sida iya
belaban bunoh enggau munsoh. Ti meransang sida iya ka
ngiga diri empu dikumbai orang “Bujang Berani”. Laban
nitih ka cherita tuai kelia, sapa ke udah nyadi “Bujang
Berani” sigi endang diperebut lalu dipilih orang indu nyadi
ka laki sida tauka diterima bala tuai kayau, tauka orang
kaya raja nyadi ka menantu sida leboh maia sida
besabong ka jako belaki bebini.
Ngayau tu nitih ko cherita tuai, dipungkal bala sida Keling
ari menoa Panggau Libau Lendat Di Biau Takang Isang
ke lalu alai iya bulih ensumbar digela orang
“Keling Gerasi Nading, Bujang Berani Kempang,
Maioh Rambang”. Lalu pengawa ka mupong pala
munsoh nya keterubah iya dikereja Lang Sengalang
Burong leboh maia sida iya ke betempoh ngelaban
bansa Ribai ba Tasik Besai. Lalu ketegal pengeringat ati
maia ka ngayau nya, Lang Sengalang Burong lalu mepat
bangkai munsoh, ke lalu di pumpong iya pala munsoh
beserara ari bukang, ti lalu ditaban sereta lalu dibai iya
pulai ka rumah enggai ka diri empu dikumbai orang
indu ba menoa Gelong Batu Nakong ukai Bujang Berani
leboh ngayau nya.
ari menoa Panggau Libau Lendat Di Biau Takang Isang
ke lalu alai iya bulih ensumbar digela orang
“Keling Gerasi Nading, Bujang Berani Kempang,
Maioh Rambang”. Lalu pengawa ka mupong pala
munsoh nya keterubah iya dikereja Lang Sengalang
Burong leboh maia sida iya ke betempoh ngelaban
bansa Ribai ba Tasik Besai. Lalu ketegal pengeringat ati
maia ka ngayau nya, Lang Sengalang Burong lalu mepat
bangkai munsoh, ke lalu di pumpong iya pala munsoh
beserara ari bukang, ti lalu ditaban sereta lalu dibai iya
pulai ka rumah enggai ka diri empu dikumbai orang
indu ba menoa Gelong Batu Nakong ukai Bujang Berani
leboh ngayau nya.
Pengawa Sebedau Nurun Ngayau
Sebedau orang nurun ngayau, sida serumah dulu
betesau mai baum ngagai orang ari rumah bukai ke
sama genturong pendiau enggau sida, tauka rumah
orang ke semakai enggau sida ba semoa pengawa
lantang tauka tusah. Udah putus aum, sida iya lalu
bebai beban ngaga “Perau Kayau” ti digaga numbas
iya pemesai nitih ka gaya penymapau pemaioh
tuboh sida ti ka nurun mansang ngayau nya. Sida
mega lalu nyendia ka diri ngamboh duku ilang sereta lalu
begaga ka terabai ari kayu ti ampul sereta liat ngulih
ka nyamai dibai sida mindah maia betempoh nya ila.
betesau mai baum ngagai orang ari rumah bukai ke
sama genturong pendiau enggau sida, tauka rumah
orang ke semakai enggau sida ba semoa pengawa
lantang tauka tusah. Udah putus aum, sida iya lalu
bebai beban ngaga “Perau Kayau” ti digaga numbas
iya pemesai nitih ka gaya penymapau pemaioh
tuboh sida ti ka nurun mansang ngayau nya. Sida
mega lalu nyendia ka diri ngamboh duku ilang sereta lalu
begaga ka terabai ari kayu ti ampul sereta liat ngulih
ka nyamai dibai sida mindah maia betempoh nya ila.
Udah semoa utai nya tembu magang sida iya lalu
nimpoh maia sida ke ka nurun mansang ngayau lalu
madah ka kini ka tungga menoa munsoh sida.
Seminggu sebedau nurun ngayau bala orang ke indu
sigi udah nyendia ka rengka ka dikena sida iya bedara.
Sida ke lalaki pan nurun begiga ka lauk sereta pengaruh
ka tau dikena sida nurun ngayau. Sehari sebedau sida
nurun ngayau, sida iya dulu agi ngelulun asi pulut ti lalu
nyadi ka bekal sida ba serantu jalai. Lalu malam sebedau
sida nurun ngayau, sida iya lalu begempuru ba rumah tuai
kayau laban sida ka bedara sereta miring ngangau ka tua diri,
tauka bala petara bukai. Lalu ngayan ka semoa pengaruh ke
dikena sida nurun ngayau.
nimpoh maia sida ke ka nurun mansang ngayau lalu
madah ka kini ka tungga menoa munsoh sida.
Seminggu sebedau nurun ngayau bala orang ke indu
sigi udah nyendia ka rengka ka dikena sida iya bedara.
Sida ke lalaki pan nurun begiga ka lauk sereta pengaruh
ka tau dikena sida nurun ngayau. Sehari sebedau sida
nurun ngayau, sida iya dulu agi ngelulun asi pulut ti lalu
nyadi ka bekal sida ba serantu jalai. Lalu malam sebedau
sida nurun ngayau, sida iya lalu begempuru ba rumah tuai
kayau laban sida ka bedara sereta miring ngangau ka tua diri,
tauka bala petara bukai. Lalu ngayan ka semoa pengaruh ke
dikena sida nurun ngayau.
Bala orang ke tuai lalu milih sapa bagi pungka lelaki ke patut
tau dibai nurun ngayau laban enggai ka sida iya tau parai lesi bebadi,
puri rimpi leboh ngayau nya ila. Bala tuai kayau lalu nudoh sida
ke enda enggau nurun ngayau nya ngemata ka bala indu anembaik
ti tinggal di menoa laban nangi enggai ka rumah sida tau kena
serang bala munsoh bukai sekumbang sida ke nadai di rumah.
tau dibai nurun ngayau laban enggai ka sida iya tau parai lesi bebadi,
puri rimpi leboh ngayau nya ila. Bala tuai kayau lalu nudoh sida
ke enda enggau nurun ngayau nya ngemata ka bala indu anembaik
ti tinggal di menoa laban nangi enggai ka rumah sida tau kena
serang bala munsoh bukai sekumbang sida ke nadai di rumah.
Leboh sida bedara ngayan ka pengaruh kena ngayau sereta
nganggau ka tua enggau petara bukai, dia sida lalu nyendia
ka rengka piring baka ka dirintai dibaroh tu:
nganggau ka tua enggau petara bukai, dia sida lalu nyendia
ka rengka piring baka ka dirintai dibaroh tu:
1.Tujoh pinggai asi pulut,
2.Tujoh pinggai tumpe ke digaga ari beras amat bechampur
enggau beras pulut,
enggau beras pulut,
3.Tujoh pinggai rendai (letup),
4.Tujoh igi telu manok,
5.Siti tabak ti alai nyimpan: (a) Sirih, (b) Engkelait,
(c) Ruku apong, (d) Kapu, (e) Buah Pinang, (f) Semakau,
(g) Tujoh iti setupat ke digaga ari beras amat begulai enggau asi pulut,
(h) Tujoh iti setupat ke digaga ari beras chelum.
(c) Ruku apong, (d) Kapu, (e) Buah Pinang, (f) Semakau,
(g) Tujoh iti setupat ke digaga ari beras amat begulai enggau asi pulut,
(h) Tujoh iti setupat ke digaga ari beras chelum.
6.Siti pinggai penganan iri, penganan cap enggau
penganan tatuk (penganan jala),
penganan tatuk (penganan jala),
7.3 iti kersang segala tauka segi empat ti digaga ari buloh,
8.2 iko babi nadai ngira nya lelaki tauka indu,
9.Sigi antu pala,
10. Sigi buah nyiur,
11. Ai tuak.
12.Kain ti lalu nyadi ka setunggol maia ngayau.
Nyadi malam nya semoa pungka lelaki ke ka enggau nurun
ngayau lalu diasoh duduk bedigir ba ruai tuai kayau lalu
begempuru makai lemai nya. Udah piring turun tujoh tembu
diadu ka dia orang ke dipadu tuai kayau bebiau lalu berengkah
miau piring nya tadi. Manok ke dikena bebiau nya lalu dibiau
ka tiga kali ba setiap iko bala pungka lelaki nya tadi kena
nyampi ka bala sida iya gayu guru, gerai nyamai, embab lindap,
nadai apa nama sekumbang ke ngayau nya. Tuai Kayau lalu muai
ai tuak ti diberi ka petara tujoh kali, laban ngarap ka bala
petara sida nya bisi nyangkong leboh maia nurun ngayau.
ngayau lalu diasoh duduk bedigir ba ruai tuai kayau lalu
begempuru makai lemai nya. Udah piring turun tujoh tembu
diadu ka dia orang ke dipadu tuai kayau bebiau lalu berengkah
miau piring nya tadi. Manok ke dikena bebiau nya lalu dibiau
ka tiga kali ba setiap iko bala pungka lelaki nya tadi kena
nyampi ka bala sida iya gayu guru, gerai nyamai, embab lindap,
nadai apa nama sekumbang ke ngayau nya. Tuai Kayau lalu muai
ai tuak ti diberi ka petara tujoh kali, laban ngarap ka bala
petara sida nya bisi nyangkong leboh maia nurun ngayau.
Lalu reti asi pulut nya ba rengka piring, nyampi ka semoa
bala pungka lelaki ka nurun ngayau nya tau besaum penemu
lalu begulai sejalai dalam kayau nya. Lalu reti sida ka ngirup
sereta miring ngena tuak nya ngarap ka semoa sida ke nurun
ngayau nya kering lalu mutus ati ngelaban munsoh. Lalu reti sida
ka miring nya ngena tumpe ngelulu ka ati sida iya lurus leboh
ngayau nya, lalu sida ke nabur rendai (letup) nya ngelulu ka
orang ari Panggau Libau bisi enggau sida ngereja pengawa.
Lalu baka nya mega baka ruku apong, sirih, sereta rengka
piring ka bukai lalu digaga sida turun lima magang, disimpan
dalam keresang lalu diengkah sida ba tiang pemun rumah
panjai nya tau ka diengkah sida iya ba tiang ranyai ngambi
ka bisi ditemu orang Panggau Libau ke dikangau ka sida
leboh ti datai miring nya tadi.
bala pungka lelaki ka nurun ngayau nya tau besaum penemu
lalu begulai sejalai dalam kayau nya. Lalu reti sida ka ngirup
sereta miring ngena tuak nya ngarap ka semoa sida ke nurun
ngayau nya kering lalu mutus ati ngelaban munsoh. Lalu reti sida
ka miring nya ngena tumpe ngelulu ka ati sida iya lurus leboh
ngayau nya, lalu sida ke nabur rendai (letup) nya ngelulu ka
orang ari Panggau Libau bisi enggau sida ngereja pengawa.
Lalu baka nya mega baka ruku apong, sirih, sereta rengka
piring ka bukai lalu digaga sida turun lima magang, disimpan
dalam keresang lalu diengkah sida ba tiang pemun rumah
panjai nya tau ka diengkah sida iya ba tiang ranyai ngambi
ka bisi ditemu orang Panggau Libau ke dikangau ka sida
leboh ti datai miring nya tadi.
Penurun Sida Ke Mansang Ngayau
Leboh sida ke nurun mansang ngayau, dia tuai kayau lalu miau
semoa bala anembiak iya enggau semoa rengka ke ka dibai
sida nya nurun ngayau ngarap ka semoa pengawa ke ka
dikereja bala sida nya mujor sereta bulih pengelantang belama.
Tuai Kayau lalu nyayat manok nya ba pala tangga rumah
panjai sida sereta lalu ngenselan semoa pungka lelaki ke ka
nurun mansang ngayau nya ngena darah manok nya tadi,
sereta lalu nata bulu manok ka dichulit ke iya ba darah manok
ba kening semoa bala sida laban ngarap ka semoa sida iya nya
nadai bulih penusah.
semoa bala anembiak iya enggau semoa rengka ke ka dibai
sida nya nurun ngayau ngarap ka semoa pengawa ke ka
dikereja bala sida nya mujor sereta bulih pengelantang belama.
Tuai Kayau lalu nyayat manok nya ba pala tangga rumah
panjai sida sereta lalu ngenselan semoa pungka lelaki ke ka
nurun mansang ngayau nya ngena darah manok nya tadi,
sereta lalu nata bulu manok ka dichulit ke iya ba darah manok
ba kening semoa bala sida laban ngarap ka semoa sida iya nya
nadai bulih penusah.
Bala pungka lelaki ka nurun ngayau nya lalu mai semoa rengka
sida sereta lalu dipanjap ka babi siko ba kaki tangga rumah
panjai nya, nyampi ka orang Panggau Libau bisi datai mansang
nulong sida leboh maia nurun ngayau. Bala sida ke nurun
ngayau nya pan lalu Ngayau nitih ka gaya aum sida laban
enggai ka kayau sida rumbau. Lalu antu pala tauka buah nyiur
ke dibai sida nya ngelulu ka sida iya ka bulih pala munsoh baru
kena nambah ke iya ti udah nya. Leboh sida ke ngayau nya dia
semoa pala munsoh ke udah alah laban sida lalu dipumpong
magang sereta dibai pulai ke menoa nyadi ka “Dengah Bujang Berani”.
sida sereta lalu dipanjap ka babi siko ba kaki tangga rumah
panjai nya, nyampi ka orang Panggau Libau bisi datai mansang
nulong sida leboh maia nurun ngayau. Bala sida ke nurun
ngayau nya pan lalu Ngayau nitih ka gaya aum sida laban
enggai ka kayau sida rumbau. Lalu antu pala tauka buah nyiur
ke dibai sida nya ngelulu ka sida iya ka bulih pala munsoh baru
kena nambah ke iya ti udah nya. Leboh sida ke ngayau nya dia
semoa pala munsoh ke udah alah laban sida lalu dipumpong
magang sereta dibai pulai ke menoa nyadi ka “Dengah Bujang Berani”.
Leboh sida udah mujor pulai ngayau lalu datai ba pendai,
dia sida iya lalu enggau panjong-panjong madang ka pengaga
ati diri sereta ngajat, ransing ati ka diri empu ti udah menang
lalu mai pala munsoh pulai ka rumah. Datai sida iya ba pala
tangga dia semoa pala
munsoh lalu diengkah dalam chapan nganti orang ke indu datai
nyambut pala munsoh ka ulih laki sida. Bala Lemambang sereta
enggau Orang Indu Ke Tau Takar Tau Gar, Nemu Betenun
Landik Ngembun lalu nanya gaya penjalai sida ngena leka
renong enggau jako ansah orang ka pulai ngayau laban enggai ke
sida nya tadi bisi enda manah burong ba rantu jalai sekumbang ke
pulai ari ngayau nya tadi. Sida lalu miring ba pala tangga, lalu semoa
piring nya turun tiga. Semoa piring nya lalu diengkah sida ba
keresang, sereta diengkah ba pala tangga nya ngambi ka bisi
dipeda orang Panggau Libau ke udah nulong sida. Lalu piring
tu enda tau dikachau dalam timpoh pengelama tiga hari.
dia sida iya lalu enggau panjong-panjong madang ka pengaga
ati diri sereta ngajat, ransing ati ka diri empu ti udah menang
lalu mai pala munsoh pulai ka rumah. Datai sida iya ba pala
tangga dia semoa pala
munsoh lalu diengkah dalam chapan nganti orang ke indu datai
nyambut pala munsoh ka ulih laki sida. Bala Lemambang sereta
enggau Orang Indu Ke Tau Takar Tau Gar, Nemu Betenun
Landik Ngembun lalu nanya gaya penjalai sida ngena leka
renong enggau jako ansah orang ka pulai ngayau laban enggai ke
sida nya tadi bisi enda manah burong ba rantu jalai sekumbang ke
pulai ari ngayau nya tadi. Sida lalu miring ba pala tangga, lalu semoa
piring nya turun tiga. Semoa piring nya lalu diengkah sida ba
keresang, sereta diengkah ba pala tangga nya ngambi ka bisi
dipeda orang Panggau Libau ke udah nulong sida. Lalu piring
tu enda tau dikachau dalam timpoh pengelama tiga hari.
Penama Sida Pulai Ka Rumah Panjai
Udah nya tadi dia orang lalu nyendia ka dulang ti dikena
orang ngembun ba pala tangga sereta lalu diengkah ka
batu perunsut, leka batu pelaga enggau ai penchelap. Semoa
bini Bujang Berani lalu diasoh nyambut dengah laki sida
ngena chapak batu lalu tuboh sida diserayong ngena pua
kumbu, ngambi ka antu pala nya dibai tama rumah. Kebuah
baka nya laban ngarap ka laki sida iya agi tau bulih dengah
baru sereta sida ke bini pan enda alah ayu lalu tampak rita
ketegal pemerani laki sida leboh udah pulai ngayau nya tadi.
orang ngembun ba pala tangga sereta lalu diengkah ka
batu perunsut, leka batu pelaga enggau ai penchelap. Semoa
bini Bujang Berani lalu diasoh nyambut dengah laki sida
ngena chapak batu lalu tuboh sida diserayong ngena pua
kumbu, ngambi ka antu pala nya dibai tama rumah. Kebuah
baka nya laban ngarap ka laki sida iya agi tau bulih dengah
baru sereta sida ke bini pan enda alah ayu lalu tampak rita
ketegal pemerani laki sida leboh udah pulai ngayau nya tadi.
Orang ke tinggal dalam rumah lalu begendang rayah,
sereta lalu ditampong ka enggau gendang ajat. Sebedau
sida tama dalam rumah panjai nya dia sida iya dulu agi
mangka ka selaing ngena panjong tujoh rengat. Udah sida
mangka ka selaing nya baru sida iya tama ssereta lalu
nyepoh ka tapa kaki sida dalam dulang nya tadi. Nyadi batu
perunsut dalam dulang nya ngelulu ka semoa utai ti jai udah
bekau kereja sida ke ngayau nya lalu tepantup dia. Nyadi
leka batu pelaga nya ngelulu ka pendiau sida ila majak
tampak baka perenching pelaga nya lalu enda mudah luya.
Nyadi ai penchelap nya ngarap ka semoa sida ti pulai ngayau
nya bulih penchelap. Lalu kebuah semoa utai nyau diengkah
dalam dulang ke dikena orang ngembun laban kena nyepuh
semengat sida ti udah liar bekau ke udah ngayau nya tadi.
sereta lalu ditampong ka enggau gendang ajat. Sebedau
sida tama dalam rumah panjai nya dia sida iya dulu agi
mangka ka selaing ngena panjong tujoh rengat. Udah sida
mangka ka selaing nya baru sida iya tama ssereta lalu
nyepoh ka tapa kaki sida dalam dulang nya tadi. Nyadi batu
perunsut dalam dulang nya ngelulu ka semoa utai ti jai udah
bekau kereja sida ke ngayau nya lalu tepantup dia. Nyadi
leka batu pelaga nya ngelulu ka pendiau sida ila majak
tampak baka perenching pelaga nya lalu enda mudah luya.
Nyadi ai penchelap nya ngarap ka semoa sida ti pulai ngayau
nya bulih penchelap. Lalu kebuah semoa utai nyau diengkah
dalam dulang ke dikena orang ngembun laban kena nyepuh
semengat sida ti udah liar bekau ke udah ngayau nya tadi.
Udah nyepoh ka tapa kaki dalam dulang nya, sida lalu
numpu pala tangga kena nyampi ka sida iya enda tau alah ayu
laban pala munsoh ka udah ulih sida, lalu bedau baka selama
nguan menoa. Leboh tama dalam rumah panjai nya sida lalu
berayah niti rumah sereta lalu ngajat, lalu bala orang ke indu
mega sama naku antu pala ke baru ulih nya. Sida pan lalu rami
gaga ka diri udah menang pulai ngayau. Semoa orang ke
pulai ngayau nya lalu begempuru ba ruai Tuai Kayau, lalu dibiau
tuai kayau ngambi ka semoa sida tau bulih pengelantang. Manok
ka dikena bebiau nya lalu dibunoh sereta darah nya lalu dikena
iya nata semoa kening sida bujang berani enggau semoa antu pala
ke baru ulih nya tadi ngambi ke serasi, lalu enda ngachau
tauka ngalah ka ayu pangan diri. Antu pala nya lalu diengkah
sida iya ba atas bedilang ngambi ka lalu disalai ba tampun ruai Tuai Kayau.
numpu pala tangga kena nyampi ka sida iya enda tau alah ayu
laban pala munsoh ka udah ulih sida, lalu bedau baka selama
nguan menoa. Leboh tama dalam rumah panjai nya sida lalu
berayah niti rumah sereta lalu ngajat, lalu bala orang ke indu
mega sama naku antu pala ke baru ulih nya. Sida pan lalu rami
gaga ka diri udah menang pulai ngayau. Semoa orang ke
pulai ngayau nya lalu begempuru ba ruai Tuai Kayau, lalu dibiau
tuai kayau ngambi ka semoa sida tau bulih pengelantang. Manok
ka dikena bebiau nya lalu dibunoh sereta darah nya lalu dikena
iya nata semoa kening sida bujang berani enggau semoa antu pala
ke baru ulih nya tadi ngambi ke serasi, lalu enda ngachau
tauka ngalah ka ayu pangan diri. Antu pala nya lalu diengkah
sida iya ba atas bedilang ngambi ka lalu disalai ba tampun ruai Tuai Kayau.
Udah tembu nya sida lalu niri ka gawai “Sandau Hari” lalu
ditangkan ka enggau “Gawai Enchaboh Arong” kena sida
iya ngupas diri udah bekau pulai ngayau. Leboh sida ke
begawai nya, sida lalu ngajat ngelingi ranyai ke endor sida
engkah antu pala sereta bala lemambang lalu mengap,
berenong enggau nimang jalong ka bala "Bujang Berani"
nya ke alai sida iya lalu diberi ngirup “Ai Jalong Timang”
sereta lalu ditanya tauka lalu diberi bala Lemambang
ensumbar ke tanda sida udah nyadi “Bujang Berani”.
ditangkan ka enggau “Gawai Enchaboh Arong” kena sida
iya ngupas diri udah bekau pulai ngayau. Leboh sida ke
begawai nya, sida lalu ngajat ngelingi ranyai ke endor sida
engkah antu pala sereta bala lemambang lalu mengap,
berenong enggau nimang jalong ka bala "Bujang Berani"
nya ke alai sida iya lalu diberi ngirup “Ai Jalong Timang”
sereta lalu ditanya tauka lalu diberi bala Lemambang
ensumbar ke tanda sida udah nyadi “Bujang Berani”.
Lalu bisi mega orang ke ngereja pengawa ngayau tu
ngena chara “Bejalai Ka Bungai Jarau”. Reti ngayau ke
baka tu iya nya ketegal ti berumban ka bebalas ke
munsoh ti udah munoh tauka nyerang menoa sida. Sida
ke ngayau baka tu lalu nesau orang ari rumah bukai
ngena chara ngasoh pungka lelaki ba rumah sida nya
nurun mai siti mangkok batu ke lalu disimpan ka darah
manok enggau bulu manok. Reti pejalai pungka lelaki
ke baka tu, nya nanda ka ba menoa sida iya udah kena
tuntong penusah ka besai bendar lalu minta bantu
enggau jampat laban ka bebalas ketegal pemarai bala sida.
Udah ke nerima tesau baka tu dia orang ba rumah panjai
bukai ke ditesau nya lalu betulong nyambong pejalai ngenatai
ka Bungai Jarau nya ngagai rumah ke serimbai pendiau
enggau sida, ke lalu ditampong menampong ngagai rumah
bukai ba menoa nya. Udah semoa sida ke nyambut tesau
Bungai Jarau nya lalu enda tau enda beguai ngesah
ngagai rumah orang nya tadi laban ka nemu nama
bansa bantu ke patut dikereja sida.
ngena chara “Bejalai Ka Bungai Jarau”. Reti ngayau ke
baka tu iya nya ketegal ti berumban ka bebalas ke
munsoh ti udah munoh tauka nyerang menoa sida. Sida
ke ngayau baka tu lalu nesau orang ari rumah bukai
ngena chara ngasoh pungka lelaki ba rumah sida nya
nurun mai siti mangkok batu ke lalu disimpan ka darah
manok enggau bulu manok. Reti pejalai pungka lelaki
ke baka tu, nya nanda ka ba menoa sida iya udah kena
tuntong penusah ka besai bendar lalu minta bantu
enggau jampat laban ka bebalas ketegal pemarai bala sida.
Udah ke nerima tesau baka tu dia orang ba rumah panjai
bukai ke ditesau nya lalu betulong nyambong pejalai ngenatai
ka Bungai Jarau nya ngagai rumah ke serimbai pendiau
enggau sida, ke lalu ditampong menampong ngagai rumah
bukai ba menoa nya. Udah semoa sida ke nyambut tesau
Bungai Jarau nya lalu enda tau enda beguai ngesah
ngagai rumah orang nya tadi laban ka nemu nama
bansa bantu ke patut dikereja sida.
Sida lalu baum, sereta orang ke nyadi tuai kayau lalu milih
sapa bagi pungka lelaki ke patut dibai sida nurun ngayau,
baka reti nitih ka adat orang ke nurun ngayau ngena “Kayau
Serang”. Nyadi cherita pengawa ke ngayau “Bejalai Ka Bungai
Jarau” tu ditampong aku ari tusoi kaban aku ke datai ari
menoa Putus Subau, Kalimantan Barat, Indonesia leboh
sida iya bansa Dayak Sanggau ke kena tuntong penusah
bebalas ngayau bansa Madura dalam taun 1996 tu tadi.
sapa bagi pungka lelaki ke patut dibai sida nurun ngayau,
baka reti nitih ka adat orang ke nurun ngayau ngena “Kayau
Serang”. Nyadi cherita pengawa ke ngayau “Bejalai Ka Bungai
Jarau” tu ditampong aku ari tusoi kaban aku ke datai ari
menoa Putus Subau, Kalimantan Barat, Indonesia leboh
sida iya bansa Dayak Sanggau ke kena tuntong penusah
bebalas ngayau bansa Madura dalam taun 1996 tu tadi.
Lalu bansa Dayak bukai ke bisi kala ngereja pengawa
Ngayau tu iya nya bansa Dayak Ngau, Dayak Maanyan,
Dayak Meratus, Dayak Kahayan, Dayak Mengayau,
Dayak Kenyah, lalu bansa Dayak ke balat tebilang bendar
rita ngereja pengawa ngayau tu iya nya bansa Dayak Iban
di menoa Sarawak.
Ngayau tu iya nya bansa Dayak Ngau, Dayak Maanyan,
Dayak Meratus, Dayak Kahayan, Dayak Mengayau,
Dayak Kenyah, lalu bansa Dayak ke balat tebilang bendar
rita ngereja pengawa ngayau tu iya nya bansa Dayak Iban
di menoa Sarawak.
Nyadi pengawa Ngayau tu diketu ka ari atur perintah menoa
Indonesia ke dipegai bansa Belanda ti dikumbai sida iya
“Perjanjian Tumbang Anoi” ba menoa Damang Batu
dalam taun 1874. Lalu baka nya mega ba menoa
Sarawak pengawa Ngayau tu diketu ka perintah nitih
ka atur Perintah Menoa Sarawak ti dipegai Raja Vyner
Brooke dalam taun 1932 udah bekau perintah ke ngayau
ngalah ka tuai bansa Iban ke benama Asun, Kana
enggau Kendawang dalam menoa Ulu Batang Ai nitih
ka tampung ba cherita ti ditulis niang Benedict Sandin
ba surat ti dikumbai iya “Peturun Iban” dalam taun 1962.
Indonesia ke dipegai bansa Belanda ti dikumbai sida iya
“Perjanjian Tumbang Anoi” ba menoa Damang Batu
dalam taun 1874. Lalu baka nya mega ba menoa
Sarawak pengawa Ngayau tu diketu ka perintah nitih
ka atur Perintah Menoa Sarawak ti dipegai Raja Vyner
Brooke dalam taun 1932 udah bekau perintah ke ngayau
ngalah ka tuai bansa Iban ke benama Asun, Kana
enggau Kendawang dalam menoa Ulu Batang Ai nitih
ka tampung ba cherita ti ditulis niang Benedict Sandin
ba surat ti dikumbai iya “Peturun Iban” dalam taun 1962.